Benarkah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah? Jika Anda memperhatikan kulit jari tangan, akan ada lengkungan yang membentuk pola. Anda dapat melihat polanya dengan jelas, ketika jari dicelupkan sedikit ke dalam cat dan ditempelkan ke atas kertas. Pola yang muncul pada jari inilah yang Anda kenal sebagai sidik jari.

Selain itu, sidik jari juga dijadikan sebagai penanda identitas seseorang. Fungsinya ini dapat membantu penegak hukum mengetahui data pribadi seseorang yang sebenarnya, sekalipun ia mengubah penampilan. Bahkan, sidik jari juga bisa digunakan sebagai “kunci” untuk mengakses sesuatu, seperti ponsel dan teknologi lainnya.

Sidik jari ini mulai terbentuk di dalam kandungan, yakni selama trimester pertama. Menurut studi pada jurnal Science, sidik jari berfungsi untuk meningkatkan kemampuan indera perasa. Ini dibuktikan dengan meningkatnya rangsangan sel-sel pacini yang merupakan ujung saraf di kulit yang mendeteksi tekstur.

Benarkah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah?

Setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda-beda. Tidak ada satu pun orang di dunia ini yang memiliki pola serupa dengan orang lain. Lalu, apakah sidik jari seseorang bisa berubah atau hilang? Yuk, cari tahu jawabannya pada uraian berikut ini!

Ketika memperhatikan kulit pada ujung jari tangan, Anda akan melihat pola yang berbentuk lengkungan, garis, atau gelombang. Inilah yang disebut sebagai sidik jari.

Pada dasarnya, pola sidik jari tidak mengalami perubahan meski Anda bertambah usia. Polanya permanen, tetapi kulit pada jari tentu dapat mengalami kerusakan.

Baca Yuk :  Minum Minuman Fiber Masih Susah BAB atau Sembelit

Yang membuat sidik jari Anda berubah adalah perubahan pada lapisan kulit terluar atau epidermis. Berikut adalah beberapa penyebabnya.

Benarkah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah?

1. Luka terbuka pada jari

Luka terbuka, termasuk luka tusuk sampai tembus ke lapisan kulit dalam atau luka bakar, dapat menyebabkan sidik jari Anda berubah atau menghilang.

Akan tetapi, perubahan pada sidik jari ini biasanya berlangsung sementara. Bagian menonjol pada sidik jari akan kembali tumbuh dalam beberapa bulan.

2. Penyakit kulit

Menurut New Zealand Dermatological Society, perubahan atau hilangnya pola sidik jari dapat disebabkan oleh penyakit kulit, seperti psoriasis dan eksim (dermatitis atopik).

Namun, tidak perlu khawatir, sebab sebagian besar kasus sidik jari kurang jelas ataupun hilang akibat penyakit kulit bersifat reversibel atau bisa kembali normal ke kondisi semula.

3. Paparan bahan abrasif (pengikis)

Pola sidik jari juga dapat rusak akibat paparan berulang pada permukaan abrasif, seperti pada amplas. Kondisi ini banyak ditemukan pada pekerja bangunan atau pengrajin kayu.

Gesekan dengan amplas bisa merusak bagian menonjol pada sidik jari sehingga membuatnya kurang jelas. Namun, sidik jari umumnya akan timbul kembali dalam beberapa minggu.

4. Penuaan

Sidik jari memang tidak berubah seiring penuaan. Namun, proses alami ini bisa membuat kulit pada ujung jari jadi kurang elastis. Area menonjol pada sidik jari pun bisa menebal.

Baca Yuk :  Pengertian Tren Jam Koma yang Viral di Kalangan Gen Z

Kondisi ini dapat membuat pola sidik jari lebih sulit ditangkap oleh mesin pemindai (fingerprint scanner). Akan tetapi, hal ini tidak akan mengubah pola dasar sidik jari Anda.

Sejumlah faktor di atas akan membuat sidik jari berubah sementara, tetapi tidak akan membuatnya rusak atau hilang.

Apabila luka tersebut diobati dan aktivitas yang merusak lapisan kulit dihindari, kulit akan kembali pulih dan sidik jari Anda akan kembali ke pola yang sama.

Mungkin akan terbentuk goresan pada sidik jari bila lukanya cukup parah. Goresan memang dapat memengaruhi sidik jari, tetapi keunikannya tetap ada sehingga masih bisa dikenali.

Benarkah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah?

Tahukah Anda?

Beberapa orang mungkin tidak punya sidik jari sama sekali. Kondisi langka yang disebut adermatoglyphia ini disebabkan oleh mutasi gen SMARCAD1 dan gejalanya mulai terlihat pada pada bayi berusia 0–2 tahun.

Sidik jari tidak berubah, tetapi bisa hilang sementara

Kemoterapi sebagai salah satu pengobatan kanker dapat merusak kulit dan menyebabkan sidik jari pengidap kanker hilang untuk sementara waktu.

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal JAMA Oncology (2017) menunjukkan bahwa perawatan kanker dengan obat capecitabine menyebabkan hilangnya sidik jari pada lebih dari 50% pasien.

Obat capecitabine diketahui dapat memicu sindrom erythrodysesthesia palmoplantar atau sindrom kaki-tangan (hand-foot syndrome/HFS) pada pasien kanker.

Sindrom ini bisa ditandai dengan pembengkakan, penebalan kulit, ruam merah, kesemutan, serta sensasi terbakar pada tangan dan kaki.

Baca Yuk :  Ciri-ciri Anak Sehat, Ortu Harus Tahu!

Dalam kasus parah, lenting dapat muncul dan kulit akan mengelupas. Gejala parah inilah yang bisa merusak tampilan kulit sehingga sidik jari menghilang atau sulit terdeteksi.

Kondisi serupa juga dijelaskan lewat studi kasus yang dimuat dalam Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics (2022) pada pasien pria berusia 55 tahun yang mengidap kanker paru.

Dijelaskan bahwa pengobatan kanker dengan kombinasi obat osimertinib dan anlotinib dapat menyebabkan hilangnya pola sidik jari pada pasien tersebut.

Untungnya, kondisi ini hanya berlangsung sementara. Pola sidik jari umumnya akan kembali dalam 2–4 minggu setelah penghentian pengobatan kanker.

Apabila Anda atau orang terdekat mengalami kondisi yang serupa, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk membantu mengelola kondisi ini dengan tepat.

Benarkah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah?

Kesimpulan

  1. Pola sidik jari umumnya permanen, tetapi dapat berubah atau menghilang akibat luka, penyakit kulit, paparan bahan abrasif, atau penuaan.
  2. Pengobatan kanker mungkin menyebabkan sidik jari hilang sementara, tetapi biasanya pola sidik jari akan pulih kembali setelah perawatan dihentikan.