Apakah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah? Simak Ulasannya. Setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda-beda. Tidak ada satu pun orang di dunia ini yang memiliki pola serupa dengan orang lain. Lalu, apakah sidik jari seseorang bisa berubah atau hilang? Yuk, cari tahu jawabannya pada uraian berikut ini!

Pada dasarnya, pola sidik jari tidak mengalami perubahan meski Anda bertambah usia. Polanya permanen, tetapi kulit pada jari tentu dapat mengalami kerusakan.

Ketika memperhatikan kulit pada ujung jari tangan, Anda akan melihat pola yang berbentuk lengkungan, garis, atau gelombang. Inilah yang disebut sebagai sidik jari.

Apakah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah? Simak Ulasanny

Sidik jari adalah pola punggungan, lingkaran kecil, dan berbentuk seperti lembah dj ujing masing-masing jari. Dilansir dari situs resmi Science Howstuffworks, sidik jari antara satu orang dengan yang lain selalu berbeda. Tidak ada dua orang atau lebih yang memiliki sidik jari yang sama. Sidik jari setiap orang selalu berbeda.

Sidik jari bahkan lebih unik daripada DNA, bahan genetik di setiap sel. Meskipun kembar identik dapat berbagi DNA yang sama atau setidaknya sebagian besar, mereka tidak dapat memiliki sidik jari yang sama.

Sidik jari adalah salah satu bentuk biometrik, ilmu yang menggunakan karakteristik fisik orang untuk mengidentifikasi mereka. Sidok jari tidak akan berubah seiring bertanbahnya usia.

Meskipun tangan dan kaki memiliki banyak daerah bergerigi yang dapat digunakan untuk identifikasi, sidik jari menjadi bentuk biometrik yang populer karena mudah diklasifikasi dan disortir.

Yang membuat sidik jari Anda berubah adalah perubahan pada lapisan kulit terluar atau epidermis. Berikut adalah beberapa penyebabnya.

Apakah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah? Simak Ulasanny

1. Luka terbuka pada jari

Luka terbuka, termasuk luka tusuk sampai tembus ke lapisan kulit dalam atau luka bakar, dapat menyebabkan sidik jari Anda berubah atau menghilang.

Baca Yuk :  Ciri-ciri Anak Sehat, Ortu Harus Tahu!

Akan tetapi, perubahan pada sidik jari ini biasanya berlangsung sementara. Bagian menonjol pada sidik jari akan kembali tumbuh dalam beberapa bulan.

2. Penyakit kulit

Menurut New Zealand Dermatological Society, perubahan atau hilangnya pola sidik jari dapat disebabkan oleh penyakit kulit, seperti psoriasis dan eksim (dermatitis atopik).

Namun, tidak perlu khawatir, sebab sebagian besar kasus sidik jari kurang jelas ataupun hilang akibat penyakit kulit bersifat reversibel atau bisa kembali normal ke kondisi semula.

3. Paparan bahan abrasif (pengikis)

Pola sidik jari juga dapat rusak akibat paparan berulang pada permukaan abrasif, seperti pada amplas. Kondisi ini banyak ditemukan pada pekerja bangunan atau pengrajin kayu.

Gesekan dengan amplas bisa merusak bagian menonjol pada sidik jari sehingga membuatnya kurang jelas. Namun, sidik jari umumnya akan timbul kembali dalam beberapa minggu.

4. Penuaan

Sidik jari memang tidak berubah seiring penuaan. Namun, proses alami ini bisa membuat kulit pada ujung jari jadi kurang elastis. Area menonjol pada sidik jari pun bisa menebal.

Kondisi ini dapat membuat pola sidik jari lebih sulit ditangkap oleh mesin pemindai (fingerprint scanner). Akan tetapi, hal ini tidak akan mengubah pola dasar sidik jari Anda.

Sejumlah faktor di atas akan membuat sidik jari berubah sementara, tetapi tidak akan membuatnya rusak atau hilang.

Apabila luka tersebut diobati dan aktivitas yang merusak lapisan kulit dihindari, kulit akan kembali pulih dan sidik jari Anda akan kembali ke pola yang sama.

Mungkin akan terbentuk goresan pada sidik jari bila lukanya cukup parah. Goresan memang dapat memengaruhi sidik jari, tetapi keunikannya tetap ada sehingga masih bisa dikenali.

Baca Yuk :  Pengertian Tren Jam Koma yang Viral di Kalangan Gen Z

Apakah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah? Simak Ulasanny

Sidik jari tidak berubah, tetapi bisa hilang sementara

Kemoterapi sebagai salah satu pengobatan kanker dapat merusak kulit dan menyebabkan sidik jari pengidap kanker hilang untuk sementara waktu.

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal JAMA Oncology (2017) menunjukkan bahwa perawatan kanker dengan obat capecitabine menyebabkan hilangnya sidik jari pada lebih dari 50% pasien.

Obat capecitabine diketahui dapat memicu sindrom erythrodysesthesia palmoplantar atau sindrom kaki-tangan (hand-foot syndrome/HFS) pada pasien kanker.

Sindrom ini bisa ditandai dengan pembengkakan, penebalan kulit, ruam merah, kesemutan, serta sensasi terbakar pada tangan dan kaki.

Dalam kasus parah, lenting dapat muncul dan kulit akan mengelupas. Gejala parah inilah yang bisa merusak tampilan kulit sehingga sidik jari menghilang atau sulit terdeteksi.

Kondisi serupa juga dijelaskan lewat studi kasus yang dimuat dalam Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics (2022) pada pasien pria berusia 55 tahun yang mengidap kanker paru.

Dijelaskan bahwa pengobatan kanker dengan kombinasi obat osimertinib dan anlotinib dapat menyebabkan hilangnya pola sidik jari pada pasien tersebut.

Untungnya, kondisi ini hanya berlangsung sementara. Pola sidik jari umumnya akan kembali dalam 2–4 minggu setelah penghentian pengobatan kanker.

Apabila Anda atau orang terdekat mengalami kondisi yang serupa, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk membantu mengelola kondisi ini dengan tepat.

Apakah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah? Simak Ulasanny

Kenapa sidik jari setiap orang bisa berbeda?

Pada dasarnya, terdapat tiga pola dasar pembentuk fingerprint, yaitu lingkaran (loop), lengkungan (arch), dan ulir (whorl).

Meski begitu, tidak diketahui secara pasti berapa jumlah dan detail bentuk pola pada setiap orang. Dengan begitu, hasil akhir pola fingerprint setiap orang pun berbeda-beda.

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana pola fingerprint terbentuk, tetapi faktor genetik dipercaya menjadi salah satunya.

Baca Yuk :  Minum Minuman Fiber Masih Susah BAB atau Sembelit

Jadi, mungkin ada beberapa pola yang sama antara fingerprint orang tua dan anak. Meski begitu, hasil akhir pola fingerprint yang terbentuk tetaplah berbeda.

Melansir dari laman University of Maryland, salah satu teori pembentukan sidik jari dimulai saat lapisan kulit basal yang lebih dalam dari epidermis tumbuh lebih cepat dari lapisan di atasnya.

Kondisi tersebut kemudian membuat lapisan kulit di sekitar basal melengkung dan terlipat ke segala arah. Alhasil, terbentuklah pola tonjolan (dermatoglyphics) yang berbeda pada setiap orang.

Pembentukan pola fingerprint juga kerap dikaitkan dengan kondisi otot, lemak, hingga pembuluh darah di bawah kulit. Lapisan basal mulai terbentuk saat janin memasuki minggu ke-10 kehamilan dan terbentuk sempurna di minggu ke-17.

Pembentukan fingerprint di dalam rahim juga dipercaya dipengaruhi oleh kondisi lain, seperti:

  • tekanan darah,
  • asupan gizi ibu saat hamil,
  • kadar oksigen,
  • posisi janin, hingga
  • kekentalan dinding ketuban saat jari janin menyentuhnya.

Tingkat aktivitas janin dan keberagaman kondisi dalam kandungan itulah yang dipercaya membuat fingerprint berkembang dengan bentuk yang berbeda pada setiap orang.

Apakah Sidik Jari Seseorang Dapat Berubah? Simak Ulasanny

Kesimpulan

  • Pola sidik jari umumnya permanen, tetapi dapat berubah atau menghilang akibat luka, penyakit kulit, paparan bahan abrasif, atau penuaan.
  • Pengobatan kanker mungkin menyebabkan sidik jari hilang sementara, tetapi biasanya pola sidik jari akan pulih kembali setelah perawatan dihentikan.

Semoga bermanfaat 🙂