Efek Sidik Jari yang Jadi Kunci Pengungkapan Kasus. Dikutip dari laman Universitas Airlangga (Unair) belum lama ini, Fingerprint Examiner and Crime Scene Officer di Pusat Inafis Bareskrim Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pusinafis Bareskrim Polri), Saesario Laksmana Putra menjelaskan peran sidik jari dalam pengungkapan kasus.

Sidik jari jadi hal penting bagi polisi untuk mengungkap suatu kasus. Tapi, bagaimana sih efek jari ini bisa jadi bagian penting tersebut? Yuk, simak ulasannya!

Efek Sidik Jari yang Jadi Kunci Pengungkapan Kasus

Uniknya Sidik Jari Manusia

Dalam kesempatan itu secara gamblang Saesario menjelaskan sidik jari manusia itu unik. Sebab pasti tidak ditemukan satu sidik jari yang sama pada dua orang yang berbeda.

Pria lulusan Master of Forensic Science, Murdoch University Australia itu menjelaskan pola sidik jari sudah terbentuk secara sempurna bahkan ketika janin baru berusia empat sampai lima bulan di dalam kandungan. Pola itu terbentuk secara permanen dan akan terus sama hingga bayi itu dewasa.

Diketahui, sidik jari memiliki nama lain yakni garis papiler. Ada tiga garis pokok lukisan pada sidik jari, yaitu Arch, Loop dan Whorl. Ketiganya pasti berbeda ketika dibandingkan miliki satu orang dengan orang lainnya. Itulah yang membuat sidik jari sangat unik.

Baca Yuk :  Pengertian Tren Jam Koma yang Viral di Kalangan Gen Z

Efek Sidik Jari yang Jadi Kunci Pengungkapan Kasus

Cara Pengungkapan Kasus Melalui Sidik Jari

Sidik jari menjadi komponen yang penting dalam mengungkapkan kasus di kepolisian. Karena melalui sidik jari, polisi bisa menemukan barang bukti melalui olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Selain itu, sidik jari bisa menjadi pembuktian bila ada kasus pemalsuan sidik jari surat atau dokumen penting lainnya. Terakhir, sidik jari bisa digunakan untuk mengidentifikasi identitas korban dalam sebuah tragedi hingga bencana alam.

Namun, pembuktian berbagai hal tersebut tidaklah mudah. Setidaknya ada tiga level dalam mengidentifikasi forensik sidik jari seseorang untuk memastikan pemiliknya.

Pada level pertama, identifikasi forensik mencakup pola-pola pokok yang menjadi inti atau pusat dari sidik jari. Hanya dilihat secara umum.

“Gampangnya adalah level satu itu kita anggap sebagai bentukan dari garis tersebut secara umum, yang terlihat dengan kasat mata, kan bagian tengah atau pusatnya,” kata Saesario.

Karena kemungkinan besar belum teridentifikasi, diperlukan level dua yang merupakan proses pengamatan lanjutan. Pada level ini, bentukan setiap garis-garis yang ada di sidik jari diperhatikan.

Terakhir level tiga, petugas akan mengamati letak dan bentuk pori-pori yang ada di garis papiler (sidik jari) manusia. Bila sudah sampai level tiga, proses identifikasi forensik sudah terjamin tinggi terkait pengungkapan si pemilik sidik jarinya.

Baca Yuk :  Minum Minuman Fiber Masih Susah BAB atau Sembelit

Sayangnya, Saesario menjelaskan proses identifikasi yang dilakukan Indonesia hanya sampai pada level dua dan belum pernah mencapai level tiga.

“Jadi kita selalu hanya memang mengandalkan karakteristik level dua. Bahkan, masih banyak yang belum mengetahui kalau sebetulnya level tiga itu masih bisa kita gunakan sebagai identifikasi,” tambahnya lebih lanjut.

Efek sidik jari mengacu pada hasil yang dihasilkan ketika sidik jari seseorang dicetak atau diabadikan pada permukaan yang berbeda. Efek sidik jari ini dapat terjadi dalam beberapa konteks, termasuk dalam ilmu forensik, teknologi keamanan, dan seni. Berikut beberapa contoh efek sidik jari:

  1. Forensik: Identifikasi sidik jari adalah salah satu teknik paling umum dalam ilmu forensik. Sidik jari unik untuk setiap individu dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan atau menghubungkan seseorang dengan tempat kejadian.
  2. Teknologi Keamanan: Banyak perangkat keamanan modern menggunakan sidik jari sebagai metode otentikasi. Efek sidik jari digunakan untuk memverifikasi identitas seseorang sebelum memberikan akses ke perangkat, area terbatas, atau data penting.
  3. Seni: Dalam seni, sidik jari dapat digunakan untuk menciptakan karya seni unik. Seniman sering menggunakan sidik jari mereka untuk menciptakan pola atau tekstur pada lukisan atau karya seni lainnya.
  4. Seni Kuku: Beberapa orang menggunakan sidik jari mereka sebagai dasar untuk menciptakan desain kuku yang unik. Efek sidik jari ini dapat mencakup pola berwarna atau desain yang diaplikasikan pada kuku.
  5. Rekaman Identitas: Sidik jari juga digunakan dalam banyak negara sebagai bagian dari proses identifikasi resmi. Ini digunakan untuk mengidentifikasi warga negara, mengeluarkan paspor, dan dalam berbagai dokumen resmi.
Baca Yuk :  Tips Memilih Camilan Sehat Yang Rendah Kalori

Efek sidik jari sering digunakan karena keunikan sidik jari setiap individu dan kemampuan mereka untuk mengidentifikasi seseorang atau menciptakan hasil artistik yang unik.

Jika Anda tertarik dan ingin mempelajari proses identifikasi forensik ini, program studi Ilmu Forensik bisa ditemukan di Universitas Airlangga dan Universitas Telkom untuk jenjang S2. Namun, dikutip dari Pangkalan Data Pendidikan tinggi (PDDikti), belum ada jenjang S1 yang khusus tentang Ilmu Forensik ataupun Ilmu Kedokteran Forensik.

Efek Sidik Jari yang Jadi Kunci Pengungkapan Kasus

Semoga info ini bermanfaat ya 🙂